Penulis : Muhammad Khatib
Ukuran : 15 cm x 21,5 cm
Tebal : 240 hal
Harga : Rp. 15.500,-
ISBN/KDT: 978-602-8446-26-6
Pada hakikatnya kematian itu sebuah peristiwa terpisahnya ruh dari jasad. Ruh tidak lagi efektif menjalankan fungsinya untuk menggerakkan tubuh. Begitu pula tubuh tidak lagi patuh terhadap perintah ruh. Sebab jasad hanyalah sebuah wadah ruh, maka ketika ruh terlepas, jasad kehilangan fungsinya. Ruh sendiri tidak diketahui eksistensinya. Tapi ada perbedaan antar ruh dan jasad. Jika jasad ditinggalkan ruh, maka jasad menjadi mati dan selamanya menjadi benda tak berarti. Sementara ruh, meskipun ditinggalkan jasad, ia tetap hidup kekal. Sesungguhnya esensi kehidupan terletak pada ruh, bukan pada jasad.
Banyak di antara kita keliru dalam memahami hakikat kematian. Sebagian menduga, kematian adalah ketiadaan mutlak, tidak ada kehidupan lagi setelah kematian, tidak ada alam kubur, tidak ada kebangkitan dari kubur dan tidak ada kehidupan akhirat. Kematian manusia tak ubahnya seperti kematian hewan atau tumbuhan. Ini merupakan pendapat orang tak beriman.
Sebagian yang lain percaya jika alam kubur itu ada. Mereka mempunyai keyakinan bahwa di alam kubur tidak ada siksa dan tidak ada nikmat pahala. Sementara ada pula yang berpendapat, bahwa ruh itu kekal tidak akan musnah karena peristiwa kematian. Ruh itu akan merasakan siksa maupun nikmat pahala sedangkan jasad tidak ikut merasakannya sama sekali.
Pemahaman dan keyakinan tersebut menurut Imam Ghazali adalah salah dan jauh dari kebenaran. Banyak ayat al-Quran maupun hadis menjelaskan bahwa manusia diciptakan bukan untuk mati, tetapi untuk hidup. Adapun kematian yang dialami hanyalah sebuah proses perubahan keadaan semata; dari kehidupan dunia yang semu, fana dan serba terbatas, menjadi kehidupan yang nyata, kekal dan tanpa batas. Dengan kematian pula manusia akan dikembalikan ke asalnya untuk mendapatkan balasan sesuai dengan amal perbuatannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar